Joyo Sentiko Art Space: Angin Segar dari Junrejo, Batu

Pada Bulan Januari Jatim Biennale 8 membawa kami ke Joyo Sentiko. Sebuah art space yang terletak di Junrejo, Kota Batu ini telah merintis proses pembukaannya sejak Bulan September 2019. Pembukaan Joyo Sentiko Art Space ini dibarengi dengan Program Pasar Budaya Bring Rahardjo yang terletak beberapa puluh meter di belakang bangunan ini.

Semula Joyo Sentiko berasal dari studio musik yang mengadakan berbagai pertunjukkan (gigs) oleh band-band Indie yang merilis album atau lagunya dan mempromosikan di Kota Batu. Studio musik dan art space Joyo Sentiko ini didirikan oleh Mas Gama, seorang pegiat seni yang ingin menciptakan iklim kesenian dan kebudayaan di Desa Junrejo.

Dekat dan Intim

Joyo Sentiko Art Space bertempat di Jalan Hasanudin RT 02/RW 07 Kota Batu. Sebuah rumah yang kemudian dialihfungsikan sebagai ruang berkesenian membuat Joyo Sentiko Art Space memiliki nuansa yang rendah hati dan dekat. Pada awalnya kami memang agak kesulitan dalam mencari Art Space ini, namun dinding mural dalam ruang masuk Joyo Sentiko cukup menarik perhatian sehingga memberikan karakter pada Joyo Sentiko Art Space.

Gama, Pendiri Joyo Sentiko Art Space

Gama, sang pendiri Joyo Sentiko Art Space, dengan umurnya yang masih muda, tergerak ingin menyediakan ruang untuk berkreasi seni, baik itu dalam bidang pertunjukan, musik, maupun rupa. Berlatar belakang keperawatan, tidak menghentikan Gama untuk memperjuangkan kehadiran sebuah ruang kesenian di kampungnya, Junrejo. Karena banyaknya dukungan dari teman-teman pegiat seni lainnya (khususnya dari bidang musik), Gama memberanikan diri untuk membuka Joyo Sentiko tidak hanya untuk musik namun juga untuk kegiatan seni lainnya.

Karakter bapang Joyo Sentiko adalah tokoh wayang topeng khas Malangan yang sifatnya identik dengan ‘kenakalan’ dan rasa ingin tahu. Sifat-sifat yang dianggap sangat merepresentasikan anak muda saat ini.

Saat Studio Musik Joyo Sentiko dibangun, harapan Gama tidak hanya sebagai tempat unjuk gigi musisi-musisi baru saja. Akan tetapi juga bisa menjadi sebuah tempat bernaung banyak muda-mudi yang memiliki rasa ingin tahu. Visi tersebut tampaknya berkembang lebih luas lagi, sehingga kemudian ruang berkesenian yang dekat dengan masyarakat dan memiliki suasana akrab inilah hasil manifestasi dari harapan dan proses perkembangan Studio Musik Joyo Sentiko.

Kesenian yang Inklusif

Joyo Sentiko Art Space berdiri sebagai suatu upaya nyata Gama mewadahi kolaborasi-kolaborasi pegiat seni di Kota Batu. Keikutsertaannya pada Jatim Biennale 8 semakin meramaikan iklim kesenian Jawa Timur yang mulai kehilangan esensi sejak terjadinya perubahan sistem pelaksanaan acara tersebut. Pegiat seni yang meramaikan Jatim Biennale 8 kini lebih bebas berkarya karena dilakukan secara swadana.

Menurut Noer Kolis, salah satu kolaborator di Joyo Sentiko Art Space, seni itu tidak hanya untuk diri sendiri. Kesenian adalah salah satu referensi yang menunjukkan adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat. Tentu saja, seniman dapat berkarya sebebas-bebasnya, tetapi sebaiknya masih dalam koridor yang sesuai dengan tatanan masyarakat. 

Berangkat dari Ruang x Rasan, Joyo Sentiko Art Space berniat untuk menciptakan sebuah tempat berkesenian yang dapat mengubah kegemaran orang Malang Raya dari rasan-rasan dengan konotasi yang negatif hingga bergeser menjadi rasan-rasan dengan konten yang lebih positif. Tempat terjadinya diskusi kesenian yang inklusif untuk semua kalangan, baik sebagai penikmat seni maupun pegiat seni sehingga terbentuk diskursus dan dialektika kesenian yang lebih sehat serta holistik di Kota Batu dan lebih makro lagi, Jawa Timur.

Salah satu karya di pameran Ruang X Rasan
credit photo : Nadia Vina Maharani

Sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama, baik difabel maupun kalangan akar rumput, budaya inklusif kini telah digalakkan pada banyak organisasi dan institusi. Joyo Sentiko Art Space yang berintegrasi dan berkolaborasi dengan warga sekitar untuk meningkatkan kegiatan kesenian di Junrejo adalah gerakan inklusivitas di bidang seni yang patut dikagumi. Jika pengunjung berjalan beberapa puluh meter ke belakang Joyo Sentiko Art Space pada hari Rabu, malam Minggu, dan Minggu pagi, maka akan menemukan Pasar Budaya Bring Rahardjo.

Tidak hanya kegiatan kesenian yang bernuansa rupa, Joyo Sentiko yang berdiri dari Studio Musik, pernah mengadakan sebuah kegiatan camp musik di malam tahun baru 2018 yang lalu. Tommy Cash, salah seorang seniman kolaborator Joyo Sentiko Art Space menceritakan bahwa di kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sangat menggambarkan karakter Joyo Sentiko. Spontan, aktif, kendel, dan rebellious. Layaknya karakter Joyo Sentiko yang dipaparkan oleh Pak Koeboe Sarawan di pembukaan pameran Ruang X Rasan bahwa Joyo Sentiko hendaknya berani, agresif dan aktif, khususnya di bidang kesenian, baik itu seni musik maupun seni rupa atau hal-hal lain di antaranya.

Pasar Budaya Bring Rahardjo adalah bagian dari Kampung Tematik Junrejo yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas berkesenian masyarakat Junrejo. Dengan meningkatnya kegiatan seni masyarakat Junrejo, Kampung Tematik Junrejo diharapkan dapat menjadi wisata alternatif di Kota Batu. Terdapat sebuah amfiteater mini yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan pengunjung untuk melakukan pertunjukkan. Selayaknya sebuah seni yang berkualitas, harus dapat diakses oleh banyak orang dan dapat dijadikan tempat berkesenian oleh banyak orang. Semua mendapatkan hak akses yang sama dan egaliter.


Ini adalah Permulaan

Seperti yang telah dituturkan oleh Noer Kolis, seni itu tidak untuk diri sendiri, maka Joyo Sentiko Art Space dan Kampung Tematik Junrejo adalah usaha nyata pemberdayaan masyarakat terintegrasi yang dapat diteladani oleh banyak komunitas warga Malang Raya. Eksistensi Joyo Sentiko Art Space seperti sebuah pemantik yang menggugah iklim kesenian Malang Raya agar semakin berisik. Sejak dahulu, mendirikan sesuatu lebih mudah daripada merawatnya. Visi Joyo Sentiko Art Space, membuat sebuah ruang seni alternatif, adalah pembuka jalan bagi kegiatan seni yang lebih beragam. Sebagai art space pertama yang berlokasi di Junrejo, konsep pendiriannya yang visioner dengan dampak lokal sangat inspiratif bagi penikmat dan pegiat seni di Malang Raya.

Kunjungi Joyo Sentiko Art Space, buka setiap hari hingga jam 4 sore dan follow mereka di Instagram, untuk art space (@joyosentikoartspace) dan studio musik (@joyosentiko.id) mereka untuk mendapatkan info terbaru acara yang akan datang.

Kontributor: 
Lidya Amalia Rahmania
Agnisa Wisesa


Comments

Popular Posts