Ruang x Rasan : Sebuah Kontemplasi Kegelisahan
Jatim Biennale 8 yang diselenggarakan akhir
tahun 2019 kemarin menargetkan ruang-ruang alternatif seni untuk turut andil
dalam merepresentasikan seni, dan Joyo Sentiko Art Space adalah salah satunya.
Bertemakan “GAS TOK! Lebur Sakjeroning Jawa Timur”, Joyo Sentiko Art Space
mengusung wacana rasan-rasan khas Jawa Timuran. Pameran yang berjudul Ruang X
Rasan mencoba menghadirkan suasana produktif dalam kegiatan rasan.
Begitu mendengar kata rasan tentu yang terbayang
adalah kegiatan negatif yang cenderung tidak menghasilkan apa-apa. Namun jika
ditinjau lebih mendalam, kegiatan rasan muncul pada saat seseorang atau
kelompok merasakan kegelisahan. Sebagai sebuah Art Space yang baru saja
berdiri, Joyo Sentiko ingin turut andil memfasilitasi keresahan tersebut agar
tercipta sebuah kegiatan rasan yang bermanfaat. Setidaknya begitulah yang
diharapkan dari tiga kelompok seni yang terlibat dalam pameran Ruang x Rasan
ini.
Pameran yang melibatkan tiga kelompok seni yang
terdiri dari 24 seniman Jawa Timur ini, merupakan sebuah inisiatif yang
menarik. Bukan hanya seniman-seniman yang terlibat di dalamnya cukup beragam
dari berbagai daerah di Jawa Timur, namun juga peran setiap kelompok yang
memiliki pendekatan yang unik dalam merepresentasikan budaya rasan. Ada tiga
kelompok seni yang turut andil dalam menyukseskan pameran ini yakni Poponopo,
Rumah Sapu, dan Ublik.
Dalam tulisan kuratorial pameran ini, Rizal - kurator Ruang
x Rasan, menuliskan bahwa rasan-rasan adalah kegiatan masyarakat Jawa yang
sudah lekat praktiknya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
karya-karya yang dipamerkan cenderung bertemakan kegelisahan dan keresahan yang
terpendam. “Tidak hanya menyuarakan kegelisahan tersebut, namun juga diharapkan
Ruang x Rasan ini bisa menjelaskan posisi Joyo Sentiko Art Space sebagai sebuah
ruang alternatif yang tidak hanya akan mewadahi rasan itu sendiri tapi juga
menjadikan rasan sebagai sumbu kreasi dari proses kreatif seniman-seniman,”
ujar Nur Cholis, salah satu seniman di Ruang x Rasan, juga anggota dari kelompok
Poponopo.
Sebuah karya seni yang diciptakan oleh Tommy Cash
menjadi highlight yang bisa menggambarkan makna Ruang X Rasan. Karya instalasi
dalam ruangan berwarna hijau, dilengkapi dengan perabot ruang tamu lengkap
dengan buku-buku yang disusun seolah mengundang pengunjung untuk bertamu dan
berdiskusi mengenai apa yang sudah terjadi di luar ruang instalasi tersebut.
Juga karya mural Joyo Sentiko oleh Nadia yang terletak di depan menyambut
pengunjung seperti hentakan karena ukuran gambarnya yang memenuhi ruang pamer.
Serta beberapa karya lainnya dari kelompok seni Ublik dan Rumah Sapu yang
terletak di ruang-ruang terpisah dalam Joyo Sentiko Art Space memberikan
apresiator yang datang sebuah suasana berisik akan diskusi dan
pancingan-pancingan artistik untuk membicarakan seni rupa di Jawa Timur yang
lekat, intim, namun bergejolak.
Secara keseluruhan pameran Ruang x Rasan
merepresentasikan keinginan dan harapan berkembangnya sifat liar dan curiousity
(rasa ingin tahu) seni rupa Jawa Timur. Ruang bersekat namun menyatu satu sama
lain, karya-karya yang bergemuruh memenuhi ruangan, apresiator yang tak kunjung
berhenti memenuhi dan ruangan, Ruang x Rasan menjadi sebuah medan seni kecil
yang cukup menyenangkan untuk dikunjungi.
Ruang X Rasan berlangsung selama tujuh hari, dibuka
oleh Koeboe Sarawan pada tanggal 12 Januari 2020, dan ditutup dengan workshop
mewarnai topeng Malangan pada tanggal 19 Januari 2020.
Teks & Foto : Agnisa Wisesa
Comments
Post a Comment