Wujud Aksi Nyata Mengenang Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan
Tidak terasa telah satu tahun lamanya tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan terjadi. Dibalik perbincangan tragedi ini yang mulai memudar karena gerusan budaya trending atau viral. Rasa getir yang menyayat tetap bersarang dalam batin masyarakat kota Malang terutama keluarga korban. Para seniman, penulis, dan aktivis yang menjadi radar keresahan masyarakat sekaligus bagian dari masyarakat itu sendiri, turut mempunyai sikap. Penyikapan itu dapat diperas dan diwujudkan menjadi karya-karya atau pergerakan yang ikut serta menyuarakan keresahan masyarakat. Aksi Kamisan Malang bersama BEM FIB UB, Himaprodi Seni Rupa UB dan EM UB mewadahi karya-karya dan pergerakan ini dalam "Pameran Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan" untuk dapat diapresiasi masyarakat.
Pameran diselenggarakan di Galeri SAC, Fakultas Ilmu Budaya, Gedung A Universitas Negeri Brawijaya, kota Malang dari tanggal 25-29 September. Pameran ini tentunya mengangkat wacana yang dinanti oleh masyarakat karena peristiwa yang tak bisa dilupakan itu membawa ribuan kenangan, kepedihan, pembelajaran dan nilai-nilai. Dari sini saya mengapresiasi atas terselenggaranya pameran ini, dengan memberikan kritik (membedah).
Bisa kita sepakati bersama tidak ada event atau penyelenggaraan pameran yang sempurna. Semua memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, begitu juga pameran ini. Kurangnya penunjuk arah menuju ruang pamer membuat apresiator dari masyarakat umum seperti saya kebingungan. Tidak adanya pengantar pameran membuat apresiator bingung memposisikan diri untuk menikmati karya. Display karya yang terasa acak mendistorsi alur penikmatan antar satu karya ke karya selanjutnya. Perlu digaris bawahi, pameran ada untuk disajikan dan dinikmati oleh masyarakat (tidak hanya menampilkan). Lebih dalam lagi pameran adalah sebuah perwujudan. Wujud dari pesan-pesan yang dibagikan kepada apresiator sehingga apresiator pulang dengan membawa pengalaman yang dapat dibagikan.
Namun, dengan sudut pandang lain pameran ini memang menubuh atau merefleksikan pengusutan kasus yang penuh distorsi dan ketidakjelasan. Pameran ini menurut saya berhasil menjadi salah satu wujud nyata dari rasa sakit yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Maka dari itu pameran ini harus diapresiasi dengan datang ke ruang pamer, bersama-sama hayat dan hikmat. Untuk bersama-sama merenung, memetik beragam pembelajaran dari tragedi Kanjuruhan melalui karya-karya yang sudah disajikan.
Apresiasi paling tinggi dari Malang Art Map, kami menantikan event-event selanjutnya.
Batu, 25 September 2023
Penulis: Anggun Setiawan
Dokumentasi Malang Art Map
Kamisan Malang x BEM FIB UB x Himaprodi Seni Rupa UB x EM UB. "Pameran Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan" Galeri SAC, Fakultas Ilmu Budaya, Gedung A, Universitas Negeri Brawijaya, Kota Malang.
Comments
Post a Comment