Dream or / No? Dream: Titik simpang perjumpaan imaji dan realita
Who looks outside, dreams; who looks inside, awakes.
- Carl Jung
Mimpi
adalah imaji dalam ketidaksadaran, namun ia juga dapat membersamai kesadaran. Sebaliknya Ketika tidak dalam fase
bermimpi, indrawi terjaga dan mengalami kenyataan. Dalam aspek tertentu mimpi
dipandang sebagai residu dari perasaan dan ingatan, imajinasi yang terendap.
Tanpa imajinasi dan mimpi bayangkan betapa stagnannya kehidupan. Untuk melihat
keluar dan bermimpi dibutuhkan keberanian. Sementara melihat ke dalam dan
menjelajah batin masing-masing diperlukan kesadaran. Dalam kesadaran, mimpi
dapat dihidupi atau sengaja dibuat berjarak.
Pada titik ini Fadjar Djunaedi memandang mimpi dan ketiadaannya
(Dream or / No? Dream) sebagai representasi perjalanan kreatifnya. Diantara
panjang proses kreasi seninya, tahun 2020 adalah tahun dimana Fadjar mencoba melakukan
penjelajahan estetik-artistik menuju bentuk-bentuk abstrak. Alih-alih jenuh, Eksplorasi ini sudah
mengantarkannya berproses selama 3 tahun ini. Tentu perjalan kreatif ini perlu
mendapatkan momentumnya, tiap milestone
artistik layak dirayakan sebagai penanda bahwa daya jelajah estetik-artistik
ada dan perlu dihidupi. Fadjar beranggapan jelajah estetik-artistik yang
kontinyu adalah rima dalam proses kreatifnya.
Dream or / No Dream? adalah karya yang berkesinambungan. Menjadi
saksi bagaimana Fadjar Djunaedi menjaga produktifitas seninya dengan serius
selama lebih dari 27 tahun berseni.
Berkarya telah menjadi nafas yang membersamai kesehariannya dalam hidup.
Seperti siang dan malam yang mengiringi pasang surut dinamika kehidupan.
Sebanyak 148 karya yang hadir di ruang pamer ini menjadi ruang berteduh imaji yang bebas bagi
siapapun yang menikmatinya. Lukisan-lukisan abstrak Fadjar hadir dalam variasi
ukuran dan material. Karya-karya “Dream” dihadirkan dalam ukuran dimensi yang lebih kecil. Sementara “No Dream” hadir
dalam ukuran dimensi yang lebih lebar.
Karya Abstrak Fadjar Djunaedi memberikannya kesempatan untuk bermain
dengan warna, tekstur dan komposisi yang bebas. Kendati bebas pun, segala
elemen visual yang ada diorganisasikan dengan garis dan bentuk-bentuk yang
tegas, terarah , dan memberi impresi
kepastian. Ini nampak pada sejumlah fragmen karya “Dream”. Salah satunya Fadjar memadupadankan warna
kuning dan hitam yang kontras dengan emphasis
segar yang manis di antaranya. Element of
surprise tidak berhenti pada konsistensi emphasis. Misalkan pada fragmen
karya “No Dream” Ia menghadirkan keragaman tekstur yang apik tersusun dalam
beberapa layer. Aksentuasi warna cerah disandingkan dengan warna gelap menambah
dinamis garis bidang dan tekstur pada karya tersebut.
Dalam pameran kali ini Fadjar telah menciptakan ruang pengalaman
estetik-artistik yang memanjakan visual. Ia menerjemahkan harmonisasi warna,
bentuk dan tekstur dengan ketegasan yang lembut dan teratur. Tidak berhenti
disana, sejumlah karya menyajikan perpaduan warna
dan bentuk yang kontras
namun tetap selaras dan utuh. Melalui keragaman komposisi yang ditampilkan, Fadjar mengajak kita untuk mengamati,
merenungkan, dan menganalogikan bagaimana segala sesuatu yang direpresentasikan
dengan ragam elemen visual, adalah ruang terbuka untuk interpretasi. Sekontras
dan sedinamis apapun elemen visual, di tangan Fadjar komposisi
bertaut dengan harmonis dan tuntas. Garis, bentuk , tekstur dan warna
diolah dengan rasa dan arah, sama halnya dengan menghidupi mimpi ataupun
realita.
Pada akhirnya pameran Dream or / No? Dream ini mengajak kita untuk
mengamati lebih lanjut bagaimana harmonisasi visual hasil dari perjalanan
jelajah estetik-artistik ini dirayakan. Lebih dari sekedar perayaan, pameran ini
menunjukkan bahwa Fadjar Djunaedi terus melakukan kerja seninya secara
produktif dan konsisten. Selurus proses ini bertemu di suatu titik simpang
perjumpaan imaji dan realita yang
menghadirkan “Dream /or no Dream?” pernyataan sekaligus pertanyaan menggelitik yang dapat kita jawab dan tak
harus tuntas.
Malang, 13 September 2023
Penulis: Mayang
Anggrian
Foto: Ahmad Kodrat
Comments
Post a Comment